Senin, 20 Februari 2012

kedai cobra

Icip-icip kuliner berbahan ular rupanya banyak menarik minat orang. Katanya, bisa bikin 'kuat', untuk kesehatan dan menghilangkan penyakit....

Agus Cobra dan istri membakar sate ular/ Foto-foto: Safari TNOL

Dua puluh enam tahun berjualan kuliner berbahan reptil, seperti ular dan biawak membuat kedai ini telah dikenal berbagai kalangan se-Jabodetabek. Bahkan, ada diantaranya yang berasal dari luar Pulau Jawa seperti Lampung, Jambi, Kalimantan dan Papua. Uniknya, pelanggannya tidak hanya masyarakat biasa. Tapi, ada juga diantaranya petinggi militer, selebritis, pengusaha hingga warga negara asing (WNA).

Ketika TNOL menyambangi kedai ini pada Selasa (10/5) malam, hampir setiap menit ada saja pelanggan yang datang. Diantara pelanggan yang datang, bahkan bersama istri dan anak-anaknya. Kedai reptil yang setiap hari buka dari pukul 13.00-22.00 itu bernama Cobra. Kedai ini terletak di Jl. Mayor Oking, Ciriung, Cibinong-Bogor.

Saat mengeluarkan Ular Kobra
Kedai yang menempati ruangan 3 x 7 meter tersebut, menyediakan berbagai kuliner berbahan reptil seperti sate, sop, daging goreng dan abon.

Tidak itu saja, kedai ini juga menjual darah, sumsum dan tangkur binatang reptil. Selain itu, dijual juga beberapa obat luar seperti salep dan minyak yang berbahan ular kobra, ular sanca, biawak dan bulus.

Santapan berbahan reptil...
Pemilik Kedai Cobra tersebut adalah Agus Cobra (44). Setiap hari Agus Cobra menjajakan kuliner berbahan binatang reptil bersama Rita Susilowati (40), istrinya. Pasangan suami istri ini meracik sendiri binatang reptil tersebut sehingga menjadi hidangan yang siap untuk disantap.

Menurut Agus Cobra, banyak manfaat yang didapat jika memakan daging, sumsum atau darah binatang reptil khususnya ular kobra. Diantara manfaat yang didapat adalah mengatasi berbagai penyakit dalam seperti lemah syahwat, menambah vitalitas, asma, kencing manis, ginjal, paru-paru dan lumpuh. Sementara penyakit luar yang dapat diatasi adalah alergi, gatal-gatal, eksim, kutu air dan korengan.

Tulisan berbagai khasiat mengonsumsi binatang reptil bahkan terpampang di dinding kedai tersebut. Setidaknya ada tiga spanduk berukuran 1 x 2 meter yang memuat berbagai khasiat memakan daging binatang reptil. Spanduk tersebut terbaca dengan sangat jelas karena tertulis dengan tinta warna merah dan dasar warna kuning.

Biawak...
“Memakan ular merupakan obat tradisional. Karena kalau yang kimia bisa saja mengandung semen atau zat berbahaya,” ujarnya.

Bagi Anda yang tertarik untuk menikmati berbagai kuliner berbahan binatang reptil, harga yang dipatok Kedai Cobra seperti sate kobra, sanca dan biawak Rp 25 ribu/porsi. Sop kobra, sanca dan biawak Rp 25 ribu/porsi. Daging kobra, sanca dan biawak Rp 25 ribu/porsi. Abon kobra, sanca, dan biawak Rp 10 ribu/bungkus.

Aksesoris kepala ular kobra..
Darah kobra dijual dengan harga Rp 75 ribu/ekor per gelas. Sedangkan untuk paket seperti darah, sumsum, empedu dan dagingnya dijual dengan harga Rp 90 ribu. Salep dan minyak dijual dengan harga Rp 10 ribu/tube.

Selain menjual berbagai santapan berbahan ular, Kedai Cobra juga menjual souvenir seperti gantungan kunci kepala ular kobra dan kaki biawak. Setiap gantungan kunci kepala ular dan kaki biawak dijual dengan harga Rp 10 ribu.

Beragam salep dan obat berbahan ular...
Terkait dengan manfaat kesehatan yang didapat dari mengonsumsi binatang reptil diakui oleh Johan (42). Hampir setiap tiga kali seminggu Johan selalu membeli daging reptil untuk disantapnya. Daging reptil yang dipilih adalah ular sanca yang telah diracik menjadi sop.

“Makan daging ular jadi enggak gampang masuk angin. Kulit juga jadi halus,” kata Johan didampingi istrinya.

Makan daging ular, sambung Johan, juga tidak membuat kepala pusing. Biasanya usai memakan sop berbahan sapi atau kambing, Johan merasakan kepalanya sakit. Namun setelah memakan sop ular semua penyakit tersebut menjadi hilang. “Badan segar aja kalau makan sop ular,” ucapnya meyakinkan. (Subhan)

Minggu, 19 Februari 2012

Pantai Parangtritis

Pesona Pantai Parangtritis, Antara Keindahan Pantai dan Mitos Ratu Kidul
Posted on July 8, 2011 by admin

Pantai Parangtritis adalah salah satu tempat pariwisata di Kabupaten Bantul, Propinsi Yogyakarta yang terletak kurang lebih 30 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Pantai Parangtritis merupakan objek wisata pantai yang cukup terkenal di Yogyakarta. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung – gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk.



Selain Pesona Pantai Parangtritis, di pantai ini terdapat pemandian yang disebut Parang Wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. Lokasi lain di Pantai ini adalah Pantai Parang Kusumo dimana terdapat mitos di pantai tersebut terdapat tempat untuk pertemuan antara Raja Yogjakarta dengan Ratu laut selatan atau lebih dikenal dengan nama Nyai Roro Kidul.

Pada hari-hari tertentu (biasa bulan suro) di sini dilakukan persembahan sesajian (Labuhan) bagi Ratu Laut Selatan atau dalam bahasa Jawa disebut Nyai Rara Kidul. Penduduk setempat percaya bahwa seseorang dilarang menggunakan pakaian berwarna hijau muda jika berada di pantai ini. Pantai Parangtritis menjadi tempat kunjungan utama wisatawan terutama pada malam tahun baru Jawa (1 muharram/Suro).



Di kalangan masyarakat setempat, kejadian misterius semacam itu, semakin menguatkan mitos bahwa penguasa laut yang lazim disebut Nyi Roro Kidul (Ratu Pantai Selatan), suka “melenyapkan” orang yang tidak mengindahkan kaidah alam. Dari sisi ilmiah, kejadian semacam itu makin menguatkan teori bahwa palung laut selatan Jawa memang sarat arus bawah yang terus bergerak. Benda apa saja yang terseret ombak dari bibir pantai, terseret ke bawah dan terdampar pada lokasi berbeda.

Kepercayaan masyarakat setempat tentang legenda Nyi Roro Kidul juga dengan sendirinya melahirkan pesona tersendiri. Hampir setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, para pengunjung maupun nelayan setempat melakukan upacara ritual di pantai tersebut. Acara ritual diwarnai pelarungan sesajen dan kembang warna-warni ke laut. Puncak acara ritual biasanya terjadi pada malam 1 Suro, dan dua-tiga hari setelah hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Intinya, nelayan meminta keselamatan dan kemurahan rezeki dari penguasa bumi dan langit.



Terlepas dari semua itu Pantai Parangtritis tetap menghadirkan sejuta keindahan. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak Pemda Bantul dengan cukup baik meskipun masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki. Di objek wisata ini disediakan mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas parangtritis. Disamping itu di sekitar Pantai Parangtritis banyak terdapat kamar mandi umum yang disediakan untuk para pengunjung. Anda juga dapat melihat-lihat di sekitar Pantai Parangtritis dengan menggunakan ‘Andong’ (kereta kuda) yang siap mengantar anda menikmati pemandangan di tepi Pantai Parangtritis.

Untuk mencapai lokasi wisata Pantai Parangtritis anda dapat melakukan perjalanan dengan kendaraan bermotor atau mobil, karena jalan yang akan dilewati langsung menuju Pantai Parangtritis. Jika anda ingin melakukan perjalanan dengan menggunakan bis umum, bisa dilakukan dengan naik bis umum dari terminal Umbulharjo Yogyakarta.

Ada dua alternatif rute yang dapat diambil untuk mencapai Pantai Parangtritis.

Alternatif 1 :
Yogyakarta-Imogiri-Siluk-Pantai Parangtritis, jaraknya sekitar 30 km. Rute ini melewati pemakaman keluarga keraton. Hal yang menarik dari rute ini adalah pemandangan yang sangat indah karena disebelah kanan dan kiri jalan terdapat bukit kapur dengan konturnya yang bermacam-macam dan unik.

Alternatif 2 :
Yogyakarta-Kretek-Pantai Parangtritis, segala macam jenis kendaraan dapat melalui rute ini, karena rute ini langsung ke Pantai Parangtritis.

Selamat berwisata di Kota Yogyakarta dan menikmati Pesona Pantai Parangtritis.

laut mati

Laut Mati adalah danau yang membujur di daerah antara Israel, Daerah Otoritas Palestina dan Yordania.[1] Di 417,5 m di bawah permukaan laut, merupakan titik terendah di permukaan bumi.[2] Laut mati terletak pada perbatasan antara Yordania dan bagian barat Palestina, laut mati memiliki titik terendah di bumi pada 1.300 kaki (400m) di bawah permukaan laut.[2]

Secara geologi laut mati terbentuk tiga juta tahun yang lalu ketika timbul retakan kecil pada lembah sungai Yordan (Jordan Riff Valley) dimana air laut masuk dan terkumpul, iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air.[2] Garam, kapur dan gipsum terdapat pada sepanjang retakan ini dan membentuk danau dengan kandungan garam tertinggi.[2]

Danau ini dinamakan laut mati karena tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini.[2] Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia.[3] Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Tengah atau Mediteranian.[2] Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek untuk mempercantik kulit.[2] Dengan mengoleskan lumpur ini ke tubuh, mineral yang terkandung di dalamnya terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat membantuk kesehatan.[2] Hal ini sudah lama diketahui oleh Raja Salomo, Cleopatra dan Herodes Agung sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk memperoleh efek tersebut.[2]

Etimologi dan ilmu nama tempat

Dalam bahasa Ibrani, Laut Mati adalah s Yam ha-Melaḥ (bantuan Info •), berarti "laut garam" (Kejadian 14:3). Dalam prosa terkadang istilah Yam ha-Māvet (ים המוות, "laut kematian") digunakan, karena kelangkaan kehidupan akuatik [6]. Dalam bahasa Arab Laut Mati disebut al-Bahr suara Al-Mayyit (bantuan • Info) [3] ("Laut Mati"), atau kurang umum bahr ᵘ Lut ᵃ (بحر لوط, "Laut Lot"). Nama lain dalam sejarah bahasa Arab adalah "Laut Zoar", setelah kota terdekat pada zaman Alkitab. Orang-orang Yunani menyebutnya Danau Asphaltites (Yunani Attic ἡ Θάλαττα ἀσφαλτῖτης, ia Thálatta asphaltĩtēs, "yang Asphaltite [7] laut"). Alkitab juga menyebutnya sebagai Yam ha-Mizrahi (ים המזרחי, "laut Timur") dan Yam ha-'Ărāvâ (ים הערבה, "Laut Araba").

Template by:

Free Blog Templates