Icip-icip kuliner berbahan ular rupanya banyak menarik minat orang. Katanya, bisa bikin 'kuat', untuk kesehatan dan menghilangkan penyakit....
Agus Cobra dan istri membakar sate ular/ Foto-foto: Safari TNOL
Dua puluh enam tahun berjualan kuliner berbahan reptil, seperti ular dan biawak membuat kedai ini telah dikenal berbagai kalangan se-Jabodetabek. Bahkan, ada diantaranya yang berasal dari luar Pulau Jawa seperti Lampung, Jambi, Kalimantan dan Papua. Uniknya, pelanggannya tidak hanya masyarakat biasa. Tapi, ada juga diantaranya petinggi militer, selebritis, pengusaha hingga warga negara asing (WNA).
Ketika TNOL menyambangi kedai ini pada Selasa (10/5) malam, hampir setiap menit ada saja pelanggan yang datang. Diantara pelanggan yang datang, bahkan bersama istri dan anak-anaknya. Kedai reptil yang setiap hari buka dari pukul 13.00-22.00 itu bernama Cobra. Kedai ini terletak di Jl. Mayor Oking, Ciriung, Cibinong-Bogor.
Saat mengeluarkan Ular Kobra
Kedai yang menempati ruangan 3 x 7 meter tersebut, menyediakan berbagai kuliner berbahan reptil seperti sate, sop, daging goreng dan abon.
Tidak itu saja, kedai ini juga menjual darah, sumsum dan tangkur binatang reptil. Selain itu, dijual juga beberapa obat luar seperti salep dan minyak yang berbahan ular kobra, ular sanca, biawak dan bulus.
Santapan berbahan reptil...
Pemilik Kedai Cobra tersebut adalah Agus Cobra (44). Setiap hari Agus Cobra menjajakan kuliner berbahan binatang reptil bersama Rita Susilowati (40), istrinya. Pasangan suami istri ini meracik sendiri binatang reptil tersebut sehingga menjadi hidangan yang siap untuk disantap.
Menurut Agus Cobra, banyak manfaat yang didapat jika memakan daging, sumsum atau darah binatang reptil khususnya ular kobra. Diantara manfaat yang didapat adalah mengatasi berbagai penyakit dalam seperti lemah syahwat, menambah vitalitas, asma, kencing manis, ginjal, paru-paru dan lumpuh. Sementara penyakit luar yang dapat diatasi adalah alergi, gatal-gatal, eksim, kutu air dan korengan.
Tulisan berbagai khasiat mengonsumsi binatang reptil bahkan terpampang di dinding kedai tersebut. Setidaknya ada tiga spanduk berukuran 1 x 2 meter yang memuat berbagai khasiat memakan daging binatang reptil. Spanduk tersebut terbaca dengan sangat jelas karena tertulis dengan tinta warna merah dan dasar warna kuning.
Biawak...
“Memakan ular merupakan obat tradisional. Karena kalau yang kimia bisa saja mengandung semen atau zat berbahaya,” ujarnya.
Bagi Anda yang tertarik untuk menikmati berbagai kuliner berbahan binatang reptil, harga yang dipatok Kedai Cobra seperti sate kobra, sanca dan biawak Rp 25 ribu/porsi. Sop kobra, sanca dan biawak Rp 25 ribu/porsi. Daging kobra, sanca dan biawak Rp 25 ribu/porsi. Abon kobra, sanca, dan biawak Rp 10 ribu/bungkus.
Aksesoris kepala ular kobra..
Darah kobra dijual dengan harga Rp 75 ribu/ekor per gelas. Sedangkan untuk paket seperti darah, sumsum, empedu dan dagingnya dijual dengan harga Rp 90 ribu. Salep dan minyak dijual dengan harga Rp 10 ribu/tube.
Selain menjual berbagai santapan berbahan ular, Kedai Cobra juga menjual souvenir seperti gantungan kunci kepala ular kobra dan kaki biawak. Setiap gantungan kunci kepala ular dan kaki biawak dijual dengan harga Rp 10 ribu.
Beragam salep dan obat berbahan ular...
Terkait dengan manfaat kesehatan yang didapat dari mengonsumsi binatang reptil diakui oleh Johan (42). Hampir setiap tiga kali seminggu Johan selalu membeli daging reptil untuk disantapnya. Daging reptil yang dipilih adalah ular sanca yang telah diracik menjadi sop.
“Makan daging ular jadi enggak gampang masuk angin. Kulit juga jadi halus,” kata Johan didampingi istrinya.
Makan daging ular, sambung Johan, juga tidak membuat kepala pusing. Biasanya usai memakan sop berbahan sapi atau kambing, Johan merasakan kepalanya sakit. Namun setelah memakan sop ular semua penyakit tersebut menjadi hilang. “Badan segar aja kalau makan sop ular,” ucapnya meyakinkan. (Subhan)